Header Ads

Pertolongan Pendaki yang Mengalami Hipotermia

Aktifitas mendaki selain menyenangkan, juga memiliki resiko-resiko yang sangat mungkin terjadi ketika berada di alam liar. Cuaca di gunung ada kalanya sulit diprediksi. Cuaca berubah drastis dan terjadi begitu cepat. Menyebabkan pendaki kurang siap utk beradaptasi dengan perubahan kondisi tersebut. Faktor kelelahan, suhu dingin, udara lembab, ditambah oksigen yg semakin menipis akan membuat tubuh bekerja keras untuk menyesuaikan perubahan tersebut.

Ilustrasi foto, korban hipotermia
Sumber gambar : swiftwaterrescue.com

Hipotermia merupakan kondisi dimana mekanisme tubuh kesulitan mengatur suhu dalam tubuh karena tekanan suhu dingin yang berlebihan, umumnya apabila suhu mulai berada di bawah 35 °C. Ketika berada pada suhu yang dingin berlebihan, tubuh harus bekerja ekstra untuk mengatur suhu dengan menyeimbangkan produksi panas dalam tubuh.

Gejala hipotermia ringan adalah tubuh sangat menggigil akibat kontraksi otot untuk menghangatkan suhu dalam tubuh. Selain itu biasanya korban mulai sulit diajak berkomunikasi bahkan cenderung melantur ketika berbicara. Ciri fisik yang kadang terjadi yaitu kulit menjadi lebih pucat abu-abu, detak jantung kian melemah diiringi dengan tekanan darah yang semakin menurun.

Pada gejala hipotermia yang lebih ekstrim akan terjadi keadaan yang lebih buruk, seperti korban mulai mengalami halusinasi, gangguan saraf dan bahkan gangguan pada ginjal. Jika tidak peka terhadap situasi tersebut, kecelakaan hipotermia akan berakibat sangat buruk bagi pendaki, bahkan bisa menyebabkan meninggal.

Ilustrasi foto, penanganan korban hipotermia dengan kantung darurat dan thermal bivvy
Sumber gambar : mountainsafety.co.uk

Penanganan hipotermia

Berikut hal-hal yang harus dilakukan untuk pertolongan pertama.

1. Segera bawa korban ke tenda atau tempat sementara yang aman untuk melakukan penanganan. Pilih tempat yang melindungi korban dari hujan dan hempasan angin agar tidak memperparah korban yang kedinginan. Atau segera bawa masuk ke dalam tenda atau bivak sementara.

2. Periksa apakah pakaian korban basah atau tidak. Jika basah segera lepaskan pakaian, dan gantikan dengan pakaian yang kering.

3. Selimuti dengan membungkus korban menggunakan selimut darurat atau kantung tidur. Gunakan sleeping bag berlapis, atau thermal bivvy yang baik untuk menahan panas tubuh.

4. Jangan memberikan makanan atau minuman kepada korban yang belum sadar sepenuhnya. Jika korban sudah dapat diajak berbicara dab panas tubuh sudah kembali normal, baru bisa diberikan minuman hangat dan makanan untuk menghangatkan badan.

5. Pemindahan panas tubuh (body heat transfer). Cara ini bisa digunakan apabila korban dalam kondisi sangat kedinginan dan suhu tubuhnya tidak kunjung pulih, yaitu metode "body heat transfer". Metode ini merupakan penanganan melalui transfer/pemindahan panas tubuh dengan cara mendekap tubuh si korban dalam keadaan tidak berpakaian.

Cara ini dapat digunakan apabila korban dalam keadaan hipotermia yang sangat buruk. Pencegahan dan penanganan hipotermia perlu kepekaan antar teman dalam pendakian dan tindakan penanganan segera.