Header Ads

Jalur Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho

Gunung Lawu, berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, begitu kental dengan histori peninggalan masa raja Majapahit, Raden Brawijaya V. Kesan sakral yang kental pun begitu melekat karena petilasan-petilasan di gunung Lawu yang menjadi tempat ziarah untuk memohon berkah hingga saat ini.

Jalur Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho

Pendakian gunung Lawu dapat ditempuh melalui jalur Cemorosewu, Cemorokandang, Jogorogo, atau Candi Cetho. Di antara jalur-jalur tersebut, jalur yang menawarkan pemandangan yang paling menarik adalah jalur candi cetho. Jalur candi Cetho juga menyimpan cerita historis berkaitan dengan petilasan Raden Brawijaya V. Jalur Candi Cetho memiliki trek yang cukup panjang, tapi memiliki pemandangan yang istimewa di sepanjang jalurnya.


BASECAMP
Basecamp Candi Cetho berada di desa Cetho, Kelurahan Gumeng, kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Lokasi ini juga merupakan tempat wisata Candi Cetho.

Lokasi Basecamp pada Google Map : https://goo.gl/maps/P2xu56s6WsYXET4XA

Petunjuk ke lokasi Basecamp
Dari Stasiun Solo : naik bus dari Terminal Tirtonadi ke jurusan Karanganyar turun di terminal Karangpandan. Kemudian naik angkutan/bus kecil ke arah kemuning (angkutan ini hanya sampai jam 4 sore). Setelah itu mencari ojek/angkutan ke dusun Cetho.

Atau untuk tranportasi yang lebih mudah, pada saat itu saya memilih carteran karena tidak perlu ganti-ganti angkutan, dan kebetulan saat itu sudah kesorean saat sampai di solo, jadi sudah tidak ada bus kecil dari Karangpandan ke Kemuning. Saya menggunakan carteran dari mas Danang yang kebetulan rumahnya dijadikan salah satu basecamp. Buat teman-teman yang memilih menggunakan carteran, bisa kontak melalui Whatsapp 0852 2467 5158  (mas Danang) atau 0853 2566 3738 (mas Tarjo)

Basecamp Candi Cetho merupakan rumah penduduk yang menyediakan tempat untuk sholat, warung, dan kamar mandi. Sebelum memulai perjalanan naik ke puncak, kamu bisa melengkapi bekal logistik dan bekal air di warung-warung basecamp.

Setiap pendaki diwajibkan melakukan registrasi di Pos Registrasi yang berjarak sekitar 100 meter dari basecamp rumah warga, dengan jalan dan tangga semen yang melewati kompleks wisata Candi Cetho.

Menuju ke pos registrasi melewati jalan di samping kompleks Candi Cetho

Pos Registrasi

Gerbang Pendakian Lawu via Candi Cetho

POS PENDAKIAN DAN ESTIMASI WAKTU

POS REGISTRASI menuju ke POS 1 MBAH BRANTI (-+ 90 menit)
Jarak : 1,25 km
Medan jalur : jalan yang landai sedikit menanjak dari semen sampai di Candi Kethek, kemudian berganti jalan tanah dengan pemandangan ladang warga dengan jalan landai sedikit menanjak sampai ke Pos 1.
Vegetasi : ladang warga penduduk, kemudian berganti tumbuhan semak belukar yang tidak terlalu tinggi

Setelah melewati Gerbang Pendakian, selanjutnya akan memasuki kawasan wisata Puri taman Saraswati. Di tempat ini terdapat sebuah sendang yang dinamakan sendang Saraswati yang disakralkan oleh masyarakat sekitar. Untuk ke puncak pilih jalan yang menuju Candi Kethek. Kethek dalam bahasa Jawa berarti "monyet".

Kawasan wisata religi Puri Taman Saraswati

Candi Kethek dilindungi negara sebagai benda cagar budaya

Candi Ketek yang memiliki struktur berundak
Lokasi Candi Kethek kurang lebih 300 meter dari Pos Registrasi. Candi ini masih digunakan untuk berdoa bagi orang-orang yang memiliki niat atau harapan tertentu. Biasanya mereka melakukan ritual pada malam hari dengan membawa sesaji.

POS 1 MBAH BRANTI  ke POS 2 BRAK SENG (-+ 90 menit)
Jarak : 670 meter
Medan jalur : mulai lebih menanjak dibandingkan jalur ke Pos 1
Vegetasi : mulai berganti pepohonan besar, dengan jenis pohon hutan heterogen

Jalur Pos 1 ke Pos 2

Pos 2 Brak Seng - jalur pendakian lawu via candi cetho

Pos 2 dapat memuat beberapa tenda

POS 2 BRAK SENG menuju POS 3 CEMORO DOWO (-+ 120 menit)
Jarak : 732 meter
Kondisi jalur : menanjak terjal
Vegetasi : hutan rapat tertutup dengan pohon besar heterogen.

Pos 3 Cemoro Dowo

POS 3 CEMORODOWO menuju POS 4 PENGGIK (-+ 90 menit)
Jarak : 738 meter
Kondisi jalur : menanjak terjal, dengan vegetasi hutan yang mulai terbuka

Pos 4 Penggik

POS 4 PENGGIK menuju POS 5 BULAK PEPERANGAN (-+ 90 menit)
Jarak : 1,28 km
Kondisi jalur : menanjak terjal, dan terdapat jalan landai menjelang sampai Pos 5
Pos 5 merupakan tempat yang mirip dengan tanjakan cinta di gunung Semeru, yaitu Bulak Peperangan. "Bulak" (bahasa Jawa) berarti hamparan terbuka yang sunyi. Menurut histori, dahulu di tempat ini lah terjadinya peperangan oleh pengikut raden Brawijaya V ketika menghadapi serbuan pasukan Adipati Cepu di gunung Lawu.
Lokasi ini sangat tepat untuk mendirikan tenda. Selain karena lokasinya yang luas, Bulak Paperangan juga menjadi tempat yang cocok untuk menikmati keindahan gunung Lawu.

Bonus jalan landai menuju pos 5 Bulak Peperangan

Pos 5 Bulak Peperangan, terdapat camp area yang cukup luas

Bulak Peperangan yang mirip seperti tanjakan cinta di Semeru

POS 5 BULAK PEPERANGAN menuju GUPAKAN MENJANGAN (-+ 15 menit)
Jarak dari pos 5 Bulak Peperangan ke Gupakan Menjangan dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan jalan kaki sepanjang 600 meter. Lokasi ini merupakan padang sabana yang luas dengan pemandangan yang tak kalah indah dengan Bulak Paperangan.

Area ini sangat direkomendasikan karena terdapat space yang luas dan datar. Selain itu terdapat pepohonan yang dapat mengurangi terpaan angin. Dan pada pagi hari bisa menyaksikan sunrise dan indahnya sabana Gupakan menjangan.

Camp Area Gupakan Menjangan
Di sabana dekat Gupakan Menjangan pada musim hujan terdapat genangan air semacam danau kecil, dan jika beruntung kita bisa melihat menjangan yang sedang minum air di danau kecil tersebut.

Sabana Gupakan Menjangan

GUPAKAN MENJANGAN menuju ke PASAR DIENG (+- 45 menit)
Jarak dari Gupakan Menjangan ke Pasar Dieng kurang lebih 1,14 km. Di area ini saya sering berhenti untuk mengambil foto sabana yang sangat cantik dan dikelilingi bukit-bukit dengan pepohonan yang indah. Setelah melewati sabana yang luas, selanjutnya jalan setapak akan menanjak menyusuri bukit dengan vegetasi bermacam pohon-pohon cantik dan pohon cantigi.

Jika kamu sudah sampai di area datar yang terdapat banyak bebatuan, itu artinya kamu telah sampai di area Pasar Dieng. Area ini sangat terbuka sehingga tidak direkomendasikan untuk mendirikan tenda karena hembusan angin di pasar Dieng sangat kencang yang akan membuat kurang nyaman. Selain itu suhu di tempat ini sangat dingin dan banyaknya bebatuan juga akan menyulitkan saat mendirikan tenda di tempat ini. Tentunya masih banyak faktor yang membuat tempat ini tidak direkomendasikan untuk mendirikan tenda.

Konon menurut pengalaman beberapa pendaki, ada yang mengalami pengalaman mistis terkait dengan mitos bahwa tempat ini merupakan pasar atau tempat berkumpulnya banyak makhluk tak kasat mata, yang suasananya seperti pasar. Berbagai cerita mistis pun berkembang seputar pasar Dieng ini, yang katanya sering mendengar suara ramai seperti sebuah pasar tetapi sebenarnya tidak banyak pendaki yang mendirikan tenda di situ. Entah benar atau tidak, kembali ke keyakinan masing-masing.

Tempat yang direkomendasikan untuk mendirikan tenda yaitu di Pos 5 Bulak Peperangan dan di area Gupakan Menjangan.

Area Pasar Dieng

Batu yang disakralkan di Pasar Dieng
Di Hargo Dalem terdapat warung mbok Yem yang sudah melegenda. Di lokasi ini juga, terdapat tempat berupa bangunan rumah yang biasa digunakan untuk ziarah bagi orang yang sedang menjalani "lakon" (tirakat) untuk memohon berkah.

Pasanggrahan Hargo Dalem
HARGO DALEM / Warung Mbok Yem menuju ke PUNCAK HARGO DUMILAH
Kurang lebih 45 menit waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak tertinggi, Hargo Dumilah. Jarak yang ditempuh kurang lebih 350 meter kondisi medan menanjak dengan jalan bebatuan.

Puncak Hargo Dumilah

Gambaran Ringkas jalur Lawu via Candi Cetho :
Pos registrasi - Pos 1 Mbah Branti - jarak : 1,25 km - estimasi waktu : 1,5 jam - medan jalur : landai sedikit menanjak Pos 1 Mbah Branti - Pos 2 Brak Seng - jarak : 670 meter - estimasi waktu : 1,5 jam - medan jalur : menanjak Pos 2 Brak Seng - Pos 3 Cemorodowo - jarak : 732 meter - estimasi waktu : 2 jam - medan jalur : menanjak terjal Pos 3 Cemorodowo - Pos 4 Penggik - jarak : 738 meter - estimasi waktu : 1,5 jam - medan jalur : menanjak terjal Pos 4 Penggik - Pos 5 Bulak Peperangan - jarak : 1,28 km - estimasi waktu : 1,5 jam - medan jalur : menanjak diselingi bonus jalan datar Pos 5 Bulak Peperangan sampai Gupakan Menjangan - jarak : 603 meter - estimasi waktu : 15 menit - medan jalur : jalan setapak landai Gupakan Menjangan - Pasar Dieng - jarak : 1,14 km - estimasi waktu : 45 menit - medan jalur : jalan setapak landai di tengah sabana, kemudian menanjak kurang lebih 100 meter. Setelah tanjakan, jalan setapak kembali landai sampai ke Pasar Dieng Pasar Dieng - Warung Mbok Yem/Hargo Dalem - jarak : 330 meter - estimasi waktu : 15 menit - medan jalur : jalan datar, berupa jalan setapak dengan bebatuan Warung mbok Yem - Puncak Hargo Dumilah - jarak : 350 meter - estimasi waktu : 1 jam - medan jalur : menanjak, jalan bebatuan * Estimasi waktu tempuh bisa saja berbeda sesuai dengan kondisi cuaca, kondisi jalur, dan kondisi fisik masing-masing. Estimasi waktu tersebut adalah gambaran pendakian pada kondisi normal, dengan waktu istirahat rata-rata sekitar 10-15 menit. ALTITUDE : Pos Registrasi : 1440 mdpl Pos 1 Mbah Branti : 1690 mdpl Pos 2 Brak Seng : 1927 mdpl Pos 3 Cemorodowo : 2236 mdpl Pos 4 Penggik : 2525 mdpl Pos 5 Bulak Peperangan : 2870 mdpl Gupakan Menjangan : 2941 mdpl Pasar Dieng : 3112 mdpl Warung Mbok Yem/Hargo Dalem : 3144 mdpl Puncak Hargo Dumilah : 3265 mdpl CAMP AREA : Pos 1 : di depan pos hanya cukup untuk 1 tenda Pos 2 : dapat menampung 4-6 tenda Pos 3 : dapat menampung 6-8 tenda Pos 4 : hanya cukup untuk 1-2 tenda Pos 5 : camp area luas untuk banyak tenda Gupakan Menjangan : camp area luas untuk banyak tenda Sumber air : Terdapat saluran pipa air di Pos 3. Tapi disarankan sebaiknya tetap membawa air dari basecamp, mengantisipasi jika saluran pipa air tersebut tidak difungsikan atau tidak

Persiapkan logistik, perlengkapan, dan fisik sebaik mungkin, karena jalur candi Cetho memiliki rute yang lebih panjang dibandingkan dengan Cemorosewu maupun Cemorokandang. Sebaiknya sebelum memulai pendakian, perbanyak informasi dengan bertanya pada petugas basecamp. Serta yang harus di ingat, hormati kearifan lokal dan tempat-tempat yang dianggap sakral, dan selalu mengawali perjalanan dengan berdoa kepada Tuhan.

Baca Juga :
1. Jalur Pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu
2. Tempat-tempat Keramat Jejak Petilasan Prabu Brawijawa V di Gunung Lawu