Header Ads

Jalur Pendakian Gunung Merapi via Selo

Gunung Merapi, terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan ketinggian 2965 mdpl, begitu akrab dengan letusannya yang dahsyat pada tahun 2010 lalu. Erupsinya mengakibatkan bentuk puncak Garuda berubah bentuk. Puncak yang awalnya memiliki luas kira-kira sebesar lapangan bola, kini menjadi lubang kawah yang sangat lebar dan dalam. Letusan itu menyisakan sedikit saja puncak Garuda, di mulut tebing kawah. Tidak hanya pendaki lokal, gunung ini menjadi favorit bagi pendaki dari negara lain.
 
Jalur pendakian gunung Merapi via Selo


Jalur Selo adalah jalur yang umum dipilih pendaki, karena satu-satunya jalur yang aman untuk melakukan pendakian. Tidak disarankan untuk mendaki melalui jalur lain, karena berbahaya.

Sampai di Selo, diwajibkan melakukan registrasi terlebih dulu di basecamp yang berada di desa Plalangan, desa Lencoh, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Gunung Merbabu dari pondok New Selo

Informasi Petunjuk Jalan menuju Basecamp Selo - Merapi :

1. Dari Semarang, Salatiga  Start point dari Salatiga menuju ke arah Boyolali, sampai di perempatan persis sebelum Bank Jateng Boyolali belok ke kanan ke arah Selo (terdapat rambu petunjuk arah ke Selo). Perjalanan kira-kira 40 menit untuk sampai di Kecamatan Selo. Terdapat plang penunjuk ke basecamp, yaitu belok kiri masuk ke desa Lencoh. Kurang lebih 15 menit sudah sampai di basecamp.

2. Dari Solo : Dari Solo, setelah pasar Boyolali sampai di perempatan persis setelah Bank Jateng Boyolali belok ke kiri ke arah Selo, terdapat rambu petunjuk arah ke Selo. (Sama seperti di atas)

3. Dari Magelang : Mulai dari Terminal Tidar, belok kanan di pertigaan setelah lampu merah Canguk, menuju ke arah Kopeng/ketep → sampai di pertigaan pasar Kaponan, belok kanan menuju arah Keteb/Selo Pass --> Kurang lebih setengah jam akan sampai di Kec. Selo --> Belok kanan menuju desa Lencoh (terdapat papan petunjuk menuju basecamp).

Informasi Jalur Pendakian

Basecamp sampai Pondok New Selo = ± 15 menit jalan kaki, jalan aspal berhenti hanya sampai disini. Di area ini terdapat tempat yang cukup luas untuk parkir mobil, dan warung-warung makan bagi pengunjung.
Namun sebaiknya berhati-hati dan memastikan kendaraan dalam kondisi fit, karena jalan aspal yg menanjak curam.

Jalur Pendakian Merapi via Selo

Estimasi waktu pendakian :

New Selo  menuju Gerbang TNG Merapi
Jarak tempuh = kurang lebih 1 km
Waktu tempuh = kurang lebih 1 jam
Medan = ladang warga, jalan setapak landai

Gerbang Pendakian Taman Nasional Gunung Merapi
Gerbang pendakian  menuju Pos 1 Watu BelahJarak tempuh = kurang lebih 0,5 km
Waktu tempuh = kurang lebih 45 menit
Medan = jalan setapak, vegetasi pohon besar

Pos 1 Jalur Pendakian Merapi via Selo - tenda-inspirasi
Pos 1 Watu Belah sampai Pos 2
Jarak tempuh = kurang lebih 0,6 km
Waktu tempuh = kurang lebih 1 jam
Medan = jalan setapak hutan, menjelang sampai pos 2 jalan mulai berupa bebatuan

Pos 2 Jalur Pendakian Merapi via Selo - tenda-inspirasi

Pos 2 sampai Pasar Bubrah
Jarak tempuh = kurang lebih 0,6 km
Waktu tempuh = kurang lebih 1 jam
Medan = jalan lebih banyak berupa bebatuan, lebih banyak jalan landai dibandingkan Pos 1 ke Pos 2

Sebelum sampai ke Pasar Bubrah akan melewati Watu Gajah, merupakan batas antara vegetasi pepohonan dan hamparan bebatuan Merapi.

Medan bebatuan menjelang Watu gajah

Watu Gajah menjelang Pasar bubrah

Lokasi Camp Area

Di antara pos 2 sampai Pasar bubrah adalah lokasi yang paling banyak terdapat space luas untuk mendirikan tenda.

1. Camp area sebelum Watu Gajah
memiliki luasan yang cukup untuk beberapa tenda. Di lokasi ini sangat tepat untuk nge-camp karena masih banyak terdapat pohon-pohon / semak dengan ketinggian sedang yang dapat mengurangi terpaan angin. Namun tidak bisa menampung tenda sebanyak lokasi di pasar bubrah.

Memilih lokasi di sini akan memudahkan mendirikan tenda, karena angin yang tidak terlalu besar dan banyak batang pohon yang dapat dipakai untuk mengikat tenda. Pasak mungkin akan kurang berguna pada medan yang berbatu seperti Merapi.

2. Pasar Bubrah 
Pasar Bubrah adalah batas aman pendakian sekaligus sebagai pos terakhir.
Di tempat ini termasuk areal yang favorit untuk membuat tenda. Sekalipun sebenarnya kurang baik mendirikan tenda disini karena terpaan angin yang lebih besar. Karena pasak tidak dapat digunakan, tenda hanya mengandalkan kekuatan tali yang diikat pada batu untuk mengikat tenda. Di sini pula spot favorit untuk melihat matahari terbit tersenyum dari ufuk timur, dengan gunung Lawu berdiri gagah di samping kirinya.

Pasar Bubrah sebagai Camp Area
Sunrise dari Watu Gajah

Jika ingin melanjutkan sampai ke puncak, sebaiknya berdoa dan pertimbangkan dulu dengan baik-baik.
Pendakian ke puncak dari pasar bubrah diperkirakan 1 Jam. Tapi sebaiknya pendakian dilakukan saat matahari sudah terbit.
Karena medan berbatu akan lebih sulit dan lebih beresiko bila dilakukan saat masih gelap.

Perhatikan juga cuaca pada saat mendaki puncak. Bila cuaca berkabut apalagi hujan, disarankan tidak naik ke puncak demi keselamatan. Pendakian cukup sampai di pasar bubrah.
Yang terpenting ikuti anjuran dan larangan yang ada, jika dilarang mendaki ke puncak, taati demi keselamatan. Pada waktu itu, kebetulan pendakian masih diperbolehkan sampai ke puncak. Sehingga saya pun bertekad melanjutkan pendakian puncak Garuda.
Tas carrier dan peralatan lainnya saya tinggal di tenda.
Untuk pendakian puncak ini, bawa barang dan bekal minum yang seperlunya saja. Karena pendakian akan cukup berat dengan medan yang terjal dan sulit.
Memoriam pendaki yang meninggal pada tahun 1977 di Pasar Bubrah

Terdapat memoriam 3 pelajar pendaki yang meninggal pada tahun 1977 di tempat ini. Memoriam ini sempat rusak dan hancur karena erupsi 2010 lalu,  dan sekarang sudah diperbaiki lagi.

Apabila melihat ke arah kiri terdapat sebuah bukit yang menuju ke kawah woro, sedangkan kalau arah ke kanan menuju ke kawah mati dan tepat di depan mata menjulang hamparan pasir dan batu di bawah bekas puncak Garuda.

Pendakian dimulai. Saya memilih arah ke selatan terlebih dahulu, mencari medan berupa batu yang berbatasan dengan pasir.
Kedua tangan pun ikut memanjat, dan kaki berpijak pada batu yang kuat dan kebanyakan berbentuk runcing. Pastikan memilih batu yang kuat untuk dipegang dan dipanjat. Waspada apabila ada batu yang longsor dari atas. Dan hati-hati jgn sampai terpeleset. Medan ini benar-benar menegangkan, dan memacu adrenalin.

Pada waktu saya naik, mendadak ada suara dari atas yang berteriak, "awas batu.... awas batu...". Ternyata benar, dari atas terlihat batu menggelinding ke arah saya. Yang 1 kira-kira berdiamater 20 cm, dan 1 lagi agak besar. Seketika itu saya benar-benar panik. Mau loncat ke kanan atau ke kiri, bisa-bisa malah jatuh ke bawah... Yang saya rasakan yaitu, panik namun tidak bisa berbuat apa-apa.
Rasanya seperti manusia pasrah yang cuma bisa berdoa dan memohon ampunan dosa... hhh..
Bersyukur saat itu batu berbelok dan lewat di sisi kanan saya berdiri. Batu yang menggelinding dari atas berukuran kira-kira sebesar kepala, atau berdiamater sekitar 30 cm. Lega rasanya batu itu tidak menimpa saya. Puji Tuhan batu itu berbelok ke sebelah kanan saya.
Saran buat teman-teman, jika pendaki yang akan ke puncak sangat ramai, sebaiknya urungkan dulu niat untuk ke puncak. Karena besar potensi batu jatuh atau menggelinding dari atas karena saking banyaknya pendaki yang melakukan summit attack.

Dengan perjuangan yang berat dan menegangkan, akhirnya sampailah di bibir kawah, dan di sinilah puncak Merapi
Di depan tampak kawah merapi yang masih aktif dengan asapnya. Namun puncak garuda sudah berubah akibat erupsi 2010. Puncak ini berada di salah satu sisi dinding tebing kawah. Benar-benar menakjubkan....!!

Lihat videonya disini, Kawah Puncak Merapi


Gunung merbabu dilihat dari puncak merapi


Kawah Merapi terlihat aktif mengeluarkan asap


Untuk turun pun harus waspada dan sering melihat ke belakang apabila ada batu yang longsor, supaya bisa menghindar atau melompat ke samping.
Di hamparan pasir, kaki bisa terbenam hampir sampai lutut, waow serasa berselancar di lautan pasir... hehehe




Pesan untuk sobat yang akan mendaki Merapi, berhati-hati dan jangan mengambil resiko hanya untuk hal-hal yang membahayakan diri. Berfoto pada tempat yang aman. Perhitungkanlah dengan tepat, antara resiko dan manfaatnya dari sekedar selfie.

Tetap jaga keselamatan, taati larangan dan aturan yang ada. Kembali dalam keadaan sehat adalah yang utama... Salam....