Header Ads

Jangan Lupa 3 Hal Sederhana ini pada saat Mendaki Gunung

Mendaki gunung memiliki bermacam-macam motivasi, seperti ingin exist berfoto dengan panorama keren di puncak, sekedar mencari ketenangan dengan menikmati alam, berburu sunrise atau sunset, dan masih banyak motivasi lain yang menjadi tujuan mendaki gunung. Tidak ada yang salah dengan beberapa motivasi mendaki tersebut, semua itu sah-sah saja kita lakukan ketika mendaki.

Tenda-tenda di Ranukumbolo Semeru

Namun terkadang karena sibuknya pendaki dengan urusan masing-masing tadi, kita mungkin menjadi lupa dengan hal-hal sederhana berikut ini, apa saja sih gaes? Yuk simak...

1. Mendaki untuk bercengkerama dengan alam dan bersyukur kepada Sang Pencipta
Apapun tujuan anda mendaki, jangan lupa untuk sejenak menikmati dan bercengkerama dengan "alam" itu sendiri. Duduk dan nikmatilah keindahan di sekitar, kemudian bersyukur karena diberi kesempatan untuk dapat menikmatinya. Merenunglah bahwa betapa kecilnya manusia, dibandingkan dengan alam ciptaan-Nya.

Menikmati alam di atas sabana gunung Merbabu
Foto : ig @merapi.merbabu regran from @fera_dwica18

Tersadar bahwa manusia begitu kecil, bila alam "marah" dalam sekejap saja manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Gunung yang sudah "tidur"selama beratus-ratus tahun saja, bisa mendadak menjadi aktif dan terus memuntahkan lahar tanpa henti, gunung Sinabung misalnya. Gunung yang tercatat tak pernah meletus sejak tahun 1600 ini, mendadak aktif dan meletus pada tahun 2010. Letusan dahsyat yang terjadi pada September 2013, tercatat sekitar 17 korban meninggal, dan ribuan warga terpaksa mengungsi.
So, apa yang dapat diperbuat manusia untuk menghentikan letusan gunung?

Letusan Gunung Sinabung

2. Mendaki untuk menikmati kebersamaan dengan sesama pendaki lain
Ketika bertemu atau berpapasan dengan pendaki lain jangan lupa untuk saling mendahului menyapa. Kalau perlu luangkan waktu untuk sekedar berbincang ringan, misalnya saling berbagi informasi atau pengalaman mendaki. Selain menambah pengetahuan, tentunya akan menambah "paseduluran" (bahasa Indonesia : keluarga, persaudaraan). Menyapa pendaki lain dalam perjalanan, dapat menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan ketika memiliki tujuan yang sama, yaitu berjuang bersama menuju ke puncak.

Menikmati matahari pagi sambil ngobrol dan ngopi bersama di puncak gunung Ungaran

Semakin banyak teman mendaki, akan banyak manfaatnya juga tentunya khan...
Bagi yang jomblo, siapa tahu itu jalan untuk ketemu dengan jodoh.. hehehe..

3. Mendaki untuk ikut andil dalam menjaga dan melestarikan alam
Nah, yang satu ini juga sangat penting. Jangan sampai semakin ramainya pendaki menjelajah gunung, malah membuat alam menjadi terjajah dengan tindakan merusak (coret-coret) dan tindakan mengotori gunung.
Pendaki yang dewasa akan menjaga kelestarian karena "rasa memiliki" terhadap gunung seperti layaknya rumahnya sendiri. Pendaki yang baik tidak ingin merubah apapun, biar tetap seperti adanya. Dia akan sayang untuk mencoret coret benda apapun yg ada di gunung.
Nah, hal sederhana lain yang bisa dilakukan adalah lakukan menanam 1 bibit pohon saja disana, atau bisa cukup dengan membawa sampah untuk dibawa turun.

Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak yaah...!!

Seorang pendaki mengambil sampah di gunung Evererest
Sumber gambar : www.mindtalk.com

Oya kawan, melalui mendaki gunung kita juga bisa mengenal budaya dan kearifan lokal suatu daerah. Dengan bertambahnya pengetahuan tentang itu, maka semakin bijaksana juga dalam bersikap terutama dalam menjaga kearifan lokal dan menghormati adat masyarakat setempat.

Itu tadi 3 hal sederhana yang perlu kita lakukan saat mendaki gunung.. Selain bisa mengabadikan moment keindahan di atas gunung, tentunya akan makin lengkap jika melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kesehatan jiwa kita, yaitu rasa syukur dengan melakukan hal-hal baik bagi kelestarian alam dan untuk orang lain.